Suku Baduy Dalam dan Luar
Suku Baduy Dalam masih tetap mempertahankan aturan adat dan budaya mereka dengan sangat ketat. Mereka benar-benar menolak semua bentuk perkembangan zaman, termasuk penggunaan sendal, sepatu, hingga listrik.
Sementara itu, Suku Baduy Luar sudah mulai beradaptasi dengan kemajuan zaman. Mereka menggunakan perangkat elektronik seperti senter, lampu emergency, dan bahkan mainan modern. Anak-anak muda Baduy Luar juga mulai mengenal gadget dan sering bepergian ke kota.
Sebagai bagian dari etnis Sunda, masyarakat Baduy menggunakan Bahasa Sunda Banten sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa ini digunakan oleh seluruh masyarakat Baduy, baik Dalam maupun Luar.
Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat Baduy mengandalkan kekayaan alam di sekitarnya. Mereka banyak bertani dan mengumpulkan hasil hutan seperti madu.
Salah satu ritual terpenting mereka adalah Tradisi Kawalu, di mana masyarakat Baduy menutup diri dari dunia luar selama tiga bulan penuh. Pada masa ini, kawasan perkampungan Baduy Dalam di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, ditutup dari kunjungan wisatawan sebagai bentuk penghormatan terhadap adat istiadat.